TERANCAM PUNAHNYA PENGETAHUAN PENDUDUK GUMI SASAK TENTANG TRADISI SORONG SERAH AJI KERAME
Merarik dan Sorong Serah Aji Krame sangat tejrkenal oleh semua penduduk gumi Sasak. Seiring begitu banyak penduduk gumi Sasak yang mengenal tradisi merarik ini, namun masih banyak juga penduduk gumi Sasak yang tidak mengetahui apa makna dan maksud dari tradisi merarik tersebut terutama para remaja zaman sekarang. Menurut narasumber atau amak ayu dan amak akbar ‘banyak para remaja zaman sekarang tidak memperdulikan maksud dan tujuan dari tradisi merarik dan Sorong Serah Aji Kerame ini. Oleh karena itulah yang menyebabkan banyak penduduk gumi Sasak berpendapat bahwa nyongkolan itu hanya membuat para remaja urak-urakan, menyebabkan kemacetan.
Menurut amak Ayu merarik adalah memperesahkan hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. sedangkan amak Akbar mengartikan merarik sebagai mempererat hubungan silaturrahmi antara keluarga pengantin laki-laki dan pengantin perempuan.
Proses merarik/melaik terjadi apabila ada sepasang kekasih (laki-laki dan perempuan) yang hendak menghalalkan hubungan silaturahmi. Maka mereka harus janjian terlebih dahulu, dan tidak perlu diketahui oleh siapapun. Setelah mereka saling menyepakati janjinya, calon pengantin laki-laki membawa teman atau sanak saudara yang sekiranya berjumlah tiga untuk menjaga dalam perjalanan mbait/melaik. Kemudian calon pengantin perempuan yang dibawa, terlebih dahulu kerumah sanak saudara laki-laki seperti di rumah kakak, di rumah paman atau di rumah bibiknya. Sanak saudara laki-laki ini membawa pengantin perempuan kerumah orang tua pengantin laki-laki. Kemudia semua warga, tetangga dan keluarga pengantin laki-laki menyiapkan makanan untuk menjamu pengantin perempuan dan laki-laki yang biasa disebut mangan merangkat. Mangan merangkat ini membuktikan bahwa pihak keluarga pengantin laki-laki sangat bahagia dengan kedatangan pengantin perempuan.
Keesokan harinya kedua orang tua laki-laki mengutus dua orang untuk pergi kerumah pengantin perempuan yang biasa disebut sebagai ‘pantok selabar’. Pantok selabar bertujuan untuk memberitahu kedua orang tua pengantin perempuan. Sebelum ke rumah pengantin perempuan, terlebih dahulu utusan atau orang pantok selabar tiba di rumah Kepala Desa. Adapun yang dibawa antara lain: leweng yang berisikan leang atau kain putih melambangkan kesucian, kembang komak melambangkan masih kotor, usap atau penghapus dosa laki-laki yang secara diam-diam mengambil anak perempuannya, dan keris melambangkan untuk mengatur perilaku pengantin laki-laki dan pengantin perempuan. Adapun pelafalan yang dilantunkan dalam pantok selabar yaitu: “kami diutus oleh pihak keluarga pengantin laki-laki untuk memberitahu kepada pihak keluarga perempuan bahwa anak bapak dan ibu baik-baik saja”.
Setelah tiga kali dilakukan pantok selabar, pihak keluarga perempuan menentukan berapa tagihannya, hari perkawinan dan hari botes dui atau nyongkolan. Kemudian setelah hari perjanjian sorong serah aji kerame tiba, pihak keluarga laki-laki, tetangga dan pembayun datang ke rumah pengantin perempuan dengan membawa olen berupa kain. Olen ini banyak macam harganya, seperti berikut; tingkat raja dengan harga Rp 200.000, tingkat bangsawan/menak dengan harga Rp 100.000, tingkat perwangsa dengan harga Rp 66.000, tingkat sedang dengan harga Rp 33.000, tingkat paling rendah dengan harga Rp 17.000.
Setelah Sorong Serah Aji Kerame selesai, acara selanjutnya yaitu nyongkolan atau nyundol. Dimana nyundol ini mempunyai arti yaitu keluarga pengantin laki-laki membawa barang yang berupa kain, songket, uang, sabuk, dan cincin. Sedangkan nyongkolan ini merupakan cara silaturrahmi keluarga pengantin laki-laki dengan diiringi warga, sahabat, dan sanak saudara kepada keluarga penganting wanita. Dimana pengantin laki-laki dan perempuan di hias sedemikian rupa untuk membuktikan kepada keluarga pengantin perempuan bahwa kedua orang tua dan seluruh warga, dan sanak saudara pengantin laki-laki sangat bersyukur. begitu juga dengan keluarga pengantin perempuan menyambut kedatangannya yang biasa di sebut dengan mendakin.
Bales lampak kaki sangat penting dilakukan oleh pihak keluarga laki-laki. Karena dalam bales lampak kaki ini membuktikn bahwa silaturrahmi tidak hanya dilakukan satu kali saja, namun bisa di lakukan dengan berkali-kali. Dalam bales lampak kaki ini akan diadakan ramah tamah anatara keluarga laki-laki dan perempuan untuk saling kenal mengenal.
Sekian.
Sangat bermanfaat
BalasHapusInformasi yang menarik
BalasHapusSudah seharusnya generasi muda seperti kita untuk tetap melestarikan budaya tersebut! Ilove sasak
BalasHapussaya setuju dengan postingan ini, karena banyak sekali kadang orang masih belum terlalu mengenal kebudayaannya sendiri dan bagaimana nyongkolan yang sebenarnya
BalasHapusDan postingan ini sanagat bermanfaat. Terimakasih mbak gia
😊
BalasHapus😊
BalasHapusIstimewa n bermanfaat
BalasHapusSemoga dengan adanya artikel ini, memberi jawaban yang benar atas anggapan² yang melenceng tentang Sasak.
BalasHapusSALAM BUDAYA !
Waaahh.. tulisan side sangat menaggumkan mbak.. semoga masyarakat dunia dapat membaca ini juha..
BalasHapusartikel ini sangat membantu para pembaca tentang tradisi serah aji krame agar generasi selanjutnya tetap mempertahankan tradisi ini
BalasHapusMantap artikelnyA
BalasHapusMeskipun sya Sasak asli tetapi sya tidak terlalu mengetahui scr detail dri tradisi ini. Terima kasih bisa menambah wawasan.
BalasHapusLombok Sasak memang menyimpan banyak hal yg sangat menakjubkan😂😂😂
BalasHapus